Dalam dunia hobi Arachnida, khususnya pada dunia tarantula, kalajengking dll, Dyskinetic Syndrome (DKS) dapat diartikan sebagai sebuah gejala penyakit pada tarantula yang dapat dicirikan dengan adanya gerakan yang tersentak-sentak, kehilangan koordinasi dan ketidakmampuan untuk makan. Penyakit ini sangat jarang ditemui pada tarantula dan belum diketahui pasti apakah sindrom ini dapat diwariskan pada generasi tarantula berikutnya atau tidak.
Menurut sebuah forum Invertebrata Dunia,
Arachnoboards, Dyskinetic
Syndrome dapat diwariskan seperti umumnya penyakit sindrom lainnya
yang terdapat pada mamalia, aves dll. Jadi hal ini tidak menutup kemungkinan
bahwa pewarisan penyakit ini berlaku pada Invertebrata.
Pada beberapa kasus, terdapat suatu gejala
yang aneh yaitu diyakini bahwa Dyskinetic
Syndrome ini adalah suatu penyakit yang dapat menular Hal ini
terjadi pada kasus seorang hobis yang mempunyai beberapa ekor tarantula
yang dipelihara dari spiderling (Id : 6StringSamurai di forum Arachnoboards).
Dia tidak menyangka bahwa tarantula yang dirawatnya sejak spiderling akan
menderita sindrom ini. Dia hanya dapat berprasangka bahwa kematian tarantulanya
disebabkan oleh pestisida yang dibawa oleh serangga yang menjadi pakan
tarantulanya, tetapi hal ini sangat tidak masuk akal, karena untuk memasok
segala pakan tarantulanya, dia memelihara satu koloni roach yang juga digunakan
sebagai pakan Geckonya.
Dan roach ini
diberikan makanan berupa dogfood (pelet
anjing) dan makanan bayi, dan tidak pernah sekalipun diberikan makanan yang
mengandung pestisida ataupun zat berbahaya lainnya.
Pada awalnya tidak terdapat keanehan sampai 3
tahun kemudian Dyskinetic
Syndrome menjangkit dan membunuh sebagian besar tarantulanya. Dia
pun melakukan percobaan, dengan sebelumnya mempunyai tarantula yang diletakkan
pada ruangan yang lebih terbuka dengan pakan yang sama. Dan semua tarantula
tersebut dalam keadaan sehat sampai sekarang, tanpa megalami gejala-gejala DKS.
Berikut ini adalah bagan/ilustrasi dari posisi dan peletakan rack tarantulanya.
Tata Letak Tarantula Pada Rack |
Ia kemudian menambahkan koleksi tarantulanya
(Poecilotheria regalis) yang
terlihat sehat dan tarantula itu diletakkan berjauhan dari tarantula lainnya
selama 1 minggu. Setelah seminggu dia kemudian meletakkan tarantula tersebut
kedalam setup enclosure yang dapat dilihat pada bagan diatas. Kemudian pada
pagi harinya, dia mendapatkan sesuatu yang aneh, tarantula itu tidak seperti
biasanya. Tarantula tersebut tidak dapat memanjat ranting yang diletakkan
dalam enclosurenya.
Kemudian dia memindahkan tarantula tersebut dari rack itu dan kemudian
membersihkan enclosurenya.
Tarantula itu pun diasingkan hingga kemudian akhirnya mati. Berikut
adalah gambar tarantula yang mengalami kematian.
Poecilotheria Regalis yang Mengalami Gejala DKS |
Avicularia Versicolor yang Mengalami Gejala DKS |
Kemudian dia
melihat keadaan tarantula lainnya, dan mereka terlihat sehat dan beberapa
sedang bersembunyi. Pada hari kedua masih dalam keadaan normal. Namun
pada hari ketiga dia menemukan Poecilotheria
regalis mengalami gejala yang sama dengan tarantula sebelumnya
yaitu gejala DKS.
Comments
Post a Comment